Gerakan 1/100 Revulotion
Gerakan
Membaca 1/100 ini adalah wadah untuk kita sama-sama belajar dan mencoba
lebih intim dengan buku-buku kesusastraan. Kita mencoba mewujudkan
dengan memaksa diri untuk dapat membaca 1 hari per 100 halaman. Dan
kenapa Sastra? Karena menurut kami sastra seperti jejak remah-remah roti
yang di tinggalkan untuk para pengembara yang bosan akan hingar-bingar
dan pakem-pakem yang mainstream.
Sastra
adalah suatu hal yang eksotis, memikat, sekaligus menjadi pijakan untuk
sebagian orang yang ingin hidupnya lebih waras. Tanpa menampik hal yang
sudah umum di kalangan masyarakat, sebagai korban penyimpangan politik
maupun penyimpangan hak-hak sosial yang terjadi secara sembunyi maupun
terang-terangan, yang nampak maupun yang tidak nampak, begitu
mengerikannya kita yang menyadari namun tak bisa berbuat banyak.
*_membaca
memang tidak akan merubah dunia, tapi setidaknya dapat merubah pola
fikir_* begitu kira-kira kutipan yang saya pinjam milik Eka Kurniawan.
Dengan membaca setidaknya kita dapat mencium satu kasus yang mungkin
lewat di hadapan kita, sehingga kita bisa lebih waspada agar tak menjadi
korban kebuasan kepentingan terselubung.
Ada
ungkapan dari Hendy David Thoureu *_Morethan love, rich, famous, faith,
and justice, just give me a true_* ungkapan ini adalah sebagai anak
tangga untuk menilik lebih dalam ada di posisi manakah kita berdiri di
muka bumi ini? Apakah karena perkara cinta? Kekayaan? Ketenaran?
Keadilan? Keyakinan? Atau Kebenaran? Thoureu memberikan pilihan untuk
kita.
Horace Walpole pun
pernah berkata *_Hidup bagaikan tragedi bagi yang merasakan dan bagaikan
komedi bagi yang memikirkan_* menurut saya rasa sedih, duka, ataupun
kesenangan itu bersifat sementara. Kadang semua hal itu membuat kita
tertawa2 sendiri, begitu satir sekaligus ironis pengalaman kita.
Saya
pernah memandangi Senja sambil membaca cerpen dari Seno Gumira Ajidarma
saat itu, ada yang mengatakan senja itu seperti seorang pengembara tua
yang meninggalkan kenangan di sisa hidupnya.
Lalu
apa yang ingin kita tinggalkan untuk hidup yang singkat ini? Ataukah
kita hanya menumpang nafas dan berak? Teman-teman yang akan menjawab itu
semua.
Mark Twain pun
pernah berkata *_Ada dua hari yang terpenting dalam hidup kita, yang
pertama ; hari dimana saat kita di lahirkan, dan yang kedua ; hari
dimana setelah kita tahu apa tujuan hidup kita_*
Dari
Gerakan 1/100 ini, saya ingin merangkul teman2 semua dengan sangat amat
kerendahan hati saya, tidak akan ada kesan menggurui di sini, tidak ada
diskriminasi, ataupun mengkerdilkan satu sama lain, tak ada yang lain
selain berbagi ilmu, berbagi kasih, berbagi persaudaraan, karena dalam
kutipan film into the wild mengatakan *_Happyness is only real when
shared_*
Kebahagiaan itu menjadi nyata ketika kita berbagi.
Sudih
kiranya teman-teman yang ingin bergabung dan berinisiatif tidak sekedar
membaca, tetapi juga me-review bacaan tersebut dan membacakanya di
setiap pertemuan yang insyaAllah akan di laksanakan satu bulan sekali
pada tempat yang belum di tentukan.
Teman-teman akan bertanggung jawab atas tubuh dan pikiran sendiri.
Saya
harap dengan kerendahan hati saya, semoga kita semua selalu di
limpahkan kesehatan, rejeki, kesabaran, dan kebahagiaan. Ammiin.
Bagi
teman-teman yang di luar kota dan ingin bergabung namun tidak bisa ikut
kopdar atau berkumpul, kami mencoba memberi solusi, silahkan
teman-teman bisa terus berpartisipasi, dengan cara tetap membaca buku,
menuliskan hasil review teman-teman, dan mengirimkan hasil review
teman-teman ke email di bawah dalam bentuk pdf di utamakan, kalau tidak
word pun tak masalah kalian bisa kirim ke
Nanti akan di bacakan pada saat kita berkumpul email yang masuk dari teman-teman yqng berhalangan hadir atau di luar kota.
Semoga
teman-teman semakin mencintai gerakan membaca, dan mencoba membuat
kerangka ide yang unik agar lebih kreatif dan semakin hidup.
Mari ; Tukar Pinjam Buku, Berbagi Ilmu, mengikat persaudaraan
Salam
Komentar
Posting Komentar